Jumat, 10 April 2020

CARA MEMILIH CALON SUPPLIER SESUAI DENGAN KEBUTUHAN LEAN MANUFACTURING

Dalam industri manufaktur agar dapat mempertahankan bisnisnya, diperlukan adanya sistem supply chain management (manajemen rantai pasok) yang bagus. Sistem rantai pasok diperlukan untuk mendukung aktifitas bisnis dari pengadaan bahan baku hingga menjadi barang jadi atau produk jadi yang siap untuk dipasarkan. Salah satu hal yang paling berpengaruh yaitu masalah logistik bahan baku, dimana kelancaran pasokannya sangat dibutuhkan oleh departemen produksi untuk diolah menjadi barang jadi.
Departemen yang bertanggung jawab dalam melakukan pembelian bahan baku adalah departemen purchasing. Tugas utama purchasing adalah membeli bahan baku secara efisien dari segi biaya, dan efektif dari segi kualitas. Selain melakukan pembelian bahan baku untuk produksi, purchasing juga dituntut untuk dapat mencari supplier yang potensial dan menguntungkan bagi perusahaan.
Dalam mencari supplier untuk pasokan bahan baku produksi, purchasing harus dapat memilih supplier mana yang kinerjanya terbaik dari yang terbaik. Seorang purchasing dituntut untuk jeli, terlebih lagi pada era sekarang perusahaan harus mampu bersaing dalam usaha bisnisnya. Oleh karena itu perusahaan – perusahaan berlomba untuk membuat proses bisnisnya menjadi se-efisien mungkin, dengan cara menerapkan Lean manufacturing.
Pada penerapan Lean manufacturing, ada 3 goal yang harus dicapai oleh perusahaan jika ingin bertahan dalam bisnisnya. 3 goal itu dikenal dengan nama QCD, yang merupakan singkatan dari Quality, Cost, Delivery (kualitas, harga, pengiriman). Maksudnya adalah, jika perusahaan ingin bertahan dalam bisnisnya, dia harus mampu menghasilkan dan menjual produk dengan kualitas terbaik, dengan harga yang murah, dan pengiriman produk yang selalu tepat waktu dan tepat sasaran.
 
Penerapan Lean manufacturing bisa dilakukan pada pembelian bahan baku yang efisien. Dengan berpatokan pada faktor QCD, maka purchasing bisa melakukan pemilihan supplier berdasarkan 3 kriteria tadi, yaitu kualitas terbaik, harga termurah, dan pengiriman bahan baku yang tepat waktu.
1. Quality
Purchasing harus bisa menentukan supplier mana yang bisa memberikan kualitas bahan baku yang sangat baik. Bahan baku yang berkualitas akan berpengaruh terhadap hasil produksi di departemen produksi. Oleh sebab itu pilihlah supplier yang mampu memberikan jaminan kualitas terbaik pada pasokan bahan baku
2. Cost
Purchasing harus bisa memilih supplier yang menawarkan barang dengan harga yang murah. Dengan membeli bahan baku secara murah, maka secara otomatis akan menghemat anggaran biaya belanja perusahaan, sehingga efisiensi akan meningkat akibat pembelian bahan baku yang murah.
3. Delivery
Purchasing harus bisa menentukan supplier mana yang mampu secara konsisten mengirimkan baku secara ontime atau tepat waktu. Jika supplier terlambat dalam mengirimkan bahan baku, maka dapat dipastikan produksi akan mengalami masalah dan berakibat pada Losstime, atau menunggu (waiting time) bahan baku. Hal ini bisa menimbulkan kerugian berupa waste atau pemborosan waktu dalam konsep 7 waste dalam Lean manufacturing.
Setelah menilai kriteria calon supplier sesuai dengan QCD (Quality, Cost, Delivery), maka langkah selanjutnya kita bisa melakukan pembobotan. Misalnya dari angka 1-5, 1 adalah buruk sekali, sedangkan 5 adalah sangat baik. Kemudian dari pembobotan tersebut kita jumlahkan, antara nilai kualitas, biaya, dan pengiriman. Supplier terpilih adalah supplier yang memiliki nilai bobot tertinggi di antara supplier yang lain.