Setelah kita mengetahui hubungan kerja antara PPIC dengan marketing di artikel sebelumnya, maka kali ini kita akan membahas hubungan kerja antara PPIC dengan produksi. Dalam beberapa kasus di perusahaan, PPIC dan produksi bisa menjadi 1 bagian dalam departemen di bawah kendali manager produksi. Perusahaan yang menggabungkan antara PPIC dengan produksi biasanya ruang lingkup bisnisnya tergolong sederhana, tidak terlalu banyak jenis produk dan bahan baku. Namun kebanyakan di era modern saat ini, produksi dan PPIC telah dipisah mengingat tentang banyaknya jobdesc yang harus dikerjakan oleh PPIC.
PPIC yang merupakan singkatan dari Production Planning and Inventory Control ini bertugas untuk membuat rencana produksi, yang terdiri dari penjadwalan produksi dan pengadaan bahan baku untuk produksi. PPIC dan produksi ibarat seperti saudara yang tidak bisa dipisahkan. PPIC bertugas untuk membuat perintah produksi melalui jadwal induk produksi (JIP) atau yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Master Production Schedule (MPS) yang nantinya akan diserahkan ke bagian produksi. MPS inilah yang nantinya akan menjadi pedoman bagi produksi untuk melaksanakan tugasnya, yaitu membuat produk dengan mengelola faktor 4M (manusia, metode, mesin, materil).
MPS ini berasal dari perhitungan forecasting (yang didapatkan dari peramalan penjualan oleh marketing) yang sudah dikalkulasikan dengan stock atau inventory produk jadi. Rumus sederhananya adalah seperti berikut :
Jumlah produk yang akan dibuat = Forecasting - inventory
Dari perhitungan tersebut maka akan menjadi jadwal produksi bulanan, yang nantinya akan di breakdown menjadi jadwal produksi mingguan.
Dari sisi komunikasi, PPIC dan produksi harus bisa dijaga dengan baik. Terkadang di suatu perusahaan, kantor PPIC dan produksi dibuat berdekatan. Hal ini diharapkan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengelolaan data yang bisa berakibat fatal pada kebijakan produksi.
(Baca juga : kemampuan yang harus dimiliki seorang supervisor)
Bila diibaratkan anggota tubuh, PPIC adalah otaknya, dan produksi adalah tangannya. PPIC memberikan perintah untuk memproduksi apa dengan jumlah berapa dan harus selesai kapan. Sedangkan bagian produksi akan bergerak untuk melaksanakan apa yang menjadi perintah PPIC tersebut.
Itulah sekilas penjelasan mengenai hubungan kerja antara divisi PPIC dengan produksi. PPIC lebih cenderung bekerja di belakang meja dan membuat perencanaan, sedangkan divisi produksi lebih cenderung melaksanakan perencanaan yang sudah dibuat oleh PPIC di lapangan. Tak heran jika selain kemampuan teknis dan analisis, divisi produksi harus memiliki kemampuan leadership (kepemimpinan) untuk mengelola tenaga kerja di lini produksi.
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga artikel ini bisa memberi manfaat. Silahkan di share bila perlu π
Tidak ada komentar:
Posting Komentar