Sabtu, 14 Desember 2019

PENGERTIAN 6S (SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE, SAFETY)

Konsep 6S merupakan perkembangan dari konsep 5S, yaitu suatu metode yang digunakan untuk menata tempat kerja dengan tujuan untuk mendukung produktivitas dalam bekerja. 5S berasal dari kata Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke. Pada beberapa perusahaan di Indonesia 5S lebih dikenal dengan istilah 5R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin.
5S merupakan budaya kerja yang berasal dari Jepang yang menginginkan keteraturan dalam bekerja. 5S menjadi bagian dari kaizen atau continous improvement (perbaikan berkelanjutan) yang bertujuan untuk memperbaiki lingkungan kerja agar menjadi lebih kondusif dan tertata.
Konsep 6S sedikit berbeda dengan 5S. Pada konsep 6S, adalah kelanjutan dari 5S yang terdapat tambahan 1 kata yang merupakan singkatan dari "safety" atau keselamatan. Jadi, 6S merupakan susunan dari seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke, dan safety. Dapat disimpulkan bahwa 6S = 5S + 1S (safety).
Berikut ini adalah penjelasan mengenai 6S secara lebih mendetail.
1. Seiri (Sortir)
Seiri yaitu memisahkan barang yang dibutuhkan dengan barang yang tidak dibutuhkan. Barang yang dibutuhkan akan disimpan, sedangkan barang yang tidak dibutuhkan akan disingkirkan.
2. Seiton (Susun)
Seiton yaitu menyusun dan meletakkan barang-barang yang dibutuhkan supaya mudah ditemukan saat dicari.
3. Seiso (Sapu) Seiso yaitu membersihkan area kerja beserta barang-barang yang telah tersusun rapi dari berbagai debu dan kotoran
4. Seiketsu (Standarisasi)
Seiketsu yaitu membuat prosedur (standarisasi) tentang aturan bagaimana cara untuk melakukan Seiri, Seiton, Seiso, kemudian menginformasikan ke semua pihak yang bersangkutan.
5. Shitsuke (Swadisiplin) Shitsuke yaitu membiasakan diri dalam menerapkan Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu secara berurutan dan terus menerus.
6. Safety (Selamat)
Safety yaitu menghindarkan diri dari segala macam resiko yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan berbahaya bagi keselamatan pekerja.
#CONTOH PENERAPAN 6S PADA AREA SEWING / JAHIT (PABRIK GARMENT)
Berikut ini adalah contoh penerapan 6S pada proses sewing (jahit) jika seandainya ditemukan barang - barang yang berserakan di atas mesin jahit.
Terdapat beberapa barang sebagai berikut : kapur tulis, meteran, kawat, gunting, benang, jarum, obeng, staples, tisu bekas.
1. Seiri (sortir)
Pisahkan barang yang dibutuhkan dengan barang yang tidak dibutuhkan untuk proses menjahit.
Barang yang dibutuhkan untuk proses menjahit adalah kapur tulis, meteran, benang, gunting dan jarum. 
Sedangkan barang yang tidak dibutuhkan dalam proses menjahit adalah kawat, obeng, staples, dan tisu bekas.
2. Seiton (susun)
Rapikan dan letakkan barang-barang yang dibutuhkan seperti : kapur tulis, meteran, benang, gunting dan jarum pada tempat yang mudah untuk ditemukan dan dijangkau, misalkan :
Laci atas = jarum, benang
Laci tengah = kapur tulis, meteran
Laci bawah = gunting
Kemudian berikan identitas pada tiap laci meja sesuai dengan nama barang yang ditempatinya.
3. Seiso (sapu)
Bersihkan area meja dan barang-barang yang telah di susun rapi dari berbagai debu dan kotoran.
4. Seiketsu (standarisasi)
Buatlah prosedur semisal Operational Standard (OS) tentang tata cara dalam penanganan peralatan jahit, kemudian informasikan prosedur tersebut ke semua operator, dan lakukan audit untuk mengecek aktivitas 5S yang sudah dijalankan.
5. Shitsuke (swadisiplin)
Budayakan untuk selalu membiasakan diri untuk disiplin dalam menjaga 4S (seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke) secara berurutan.
6. Safety (selamat)
Hindarkan diri dari segala macam resiko yang dapat mengancam keselamatan kerja, misalnya ketika melakukan jahit obras harus menggunakan masker agar partikel kain yang rontok tidak terhirup yang dapat mengganggu organ pernapasan manusia. Kemudian, ketika melakukan setrika baju gunakanlah sarung tangan agar dapat menghindarkan tangan dari terkena setrika yang panas.  
(Baca juga : pengertian Gugus Kendali Mutu / GKM)