Di industri manufaktur, terdapat 2 jenis sistem produksi yaitu pull system (sistem tarik) & push system (sistem dorong). Di antara keduanya terdapat perbedaan yang cukup signifikan.
Pull system atau sistem tarik adalah suatu sistem produksi yang dilakukan dengan menarik segala sumber daya (material, mesin, manusia) untuk membuat produk yang hanya sesuai dengan permintaan customer saja. Pada sistem produksi yang menggunakan pull sistem biasanya dibantu oleh pergerakan Kanban. Dengan menggunakan kanban, maka petunjuk produksi menjadi jelas dan terarah. Produk apa yang akan dibuat, mesin mana saja yang akan dilalui, dan berapa jumlah yang harus diproduksi bisa dikontrol dengan kartu Kanban.
(Baca juga : sistem continuous flow)
Pull system berbeda dengan push sistem. Pull system tidak membuat stock untuk pengaman inventory. Mengapa? Karena pull system memiliki konsep just in time, yaitu memproduksi apa yang diminta pelanggan, berapa yang diminta, dan kapan produk tersebut harus dikirimkan.
Pull system membuat proses produksi menjadi efisien. Sebab, pull system bisa menghemat waktu, biaya dan energi. Pull system hanya fokus dan dengan sesuatu yang hanya diminta oleh pelanggan, dengan begitu selain apa yang tidak diminta oleh pelanggan, maka tidak dikerjakan.
Pull system sangat cocok pada perusahaan yang ingin menerapkan lean manufacturing. Dengan menerapkan pull system, setidaknya bisa mengurangi tingkat pemborosan yang tidak perlu seperti kelebihan proses, kelebihan produksi atau kelebihan inventory. Pemborosan - pemborosan tersebut termasuk dalam kategori 7 waste yang harus dihilangkan dalam lean manufacturing.
Dengan pull system, diharapkan perusahaan bisa meminimalkan biaya produksi dan memaksimalkan keuntungan produksi. Biaya produksi yang minim bisa didapatkan karena terjadi penghematan efisiensi yang luar biasa dari penerapan pull system.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar