Pada perusahaan yang bergerak di bidang proses produksi, material atau bahan baku yang diterima dari supplier akan dipindahkan dari gudang penyimpanan menuju ke area produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Hasil produksi yang telah berubah menjadi barang jadi tersebut kemudian akan dipindahkan lagi ke gudang penyimpanan barang jadi (Finished Goods Store). Melalui gudang barang jadi, selanjutnya barang akan dipindahkan lagi ke distributor untuk dipasarkan ke pelanggan. Proses pemindahan bahan baku maupun barang jadi tersebut pada umumnya disebut dengan proses Material handling atau proses penanganan bahan.
Material Handling atau penanganan bahan adalah proses yang mencakup operasi dasar dalam pergerakan, perlindungan, penyimpanan dan pengendalian bahan dan produk di seluruh pembuatan (manufaktur), pergudangan, distribusi, konsumsi dan pembuangan (disposal). Proses Material Handling atau Penanganan Bahan ini sangat penting karena semua bahan dan produk harus ditangani dengan baik sehingga dapat mencapai tujuannya dengan aman dan juga untuk menjaga kondisi dan kualitas bahan-bahan yang ditangani tersebut. Sebagai suatu proses, material handling atau penanganan bahan menggabungkan berbagai peralatan manual, semi-otomatis ataupun otomatis dengan sistem-sistem yang dapat mendukung kelancaran fungsi rantai pasokan (supply chain) dan logistik.
(baca juga : beban kerja fisik dan beban kerja mental)
Tujuan dari materials handling diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja, efisien, ramah lingkungan, dan operasional yang aman. Dalam beberapa kondisi, tujuan tersebut bisa saja saling trade-off. Keandalan dan service kadangkala kurang efisien dari sisi biaya. Kebutuhan material handling yang mampu beroperasi dengan aman dan ramah lingkungan kadangkala harus dibayar dengan investasi material handling yang lebih mahal.
Karakteristik material akan menentukan cara penanganannya. Material sendiri dapat dibedakan berdasarkan ukuran (lebar, panjang, dan kedalaman), berat (berat per item atau per unit volume), bentuk (round, square, long, rectangular, irregular), dan karakterisitk lain (fragile, sticky, explosive, dan frozen).
Dalam konteks logistik, fokus dari materials handling adalah mampu melakukan pemindahan material dan produk-produk dalam jarak yang pendek secara efisien di dalam pabrik, terminal transportasi, dan di dalam toko.
(baca juga : sistem pneumatic dalam industri manufaktur)
Dari perspektif logistik, peralatan dan teknologi materials handling yang dipilih haruslah menggunakan metode yang tepat untuk mengelola pemindahan material dan produk dalam jumlah yang tepat pada tempat dan waktu yang tepat, dalam urutan yang sesuai, dalam posisi yang tepat, dalam kondisi yang tepat, dan dengan biaya yang paling efisien.
Tujuan dari materials handling diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja, efisien, ramah lingkungan, dan operasional yang aman. Dalam beberapa kondisi, tujuan tersebut bisa saja saling trade-off. Keandalan dan service kadangkala kurang efisien dari sisi biaya. Kebutuhan MHE yang mampu beroperasi dengan aman dan ramah lingkungan kadangkala harus dibayar dengan investasi MHE yang lebih mahal.
(Baca juga : cara menyelesaikan masalah dengan pendekatan teknik industri)
Prinsip-prinsip Materials Handling
Dalam memilih jenis material handling yang sesuai dengan kebutuhan materials handling, maka perlu untuk memperhatikan prinsip-prinsip desain dan sistem materials handling sebagai berikut :
1. Planning principle.
Manajer atau kepala departemen perlu menetapkan kebutuhan operasional, tujuan, sasaran, kinerja, spesifikasi, dan metode materials handling yang memenuhi dimensi movement, time, quantity, dan space.
2. Standardization principle.
Material handling sebaiknya didesain dengan standardisasi dan terintegrasi antara peralatan, sistem aplikasi, dan operator untuk mencapai kinerja produktivitas yang tinggi, dengan tetap memerhatikan fleksibilitas dan modularity.
3. Work principle.
Prinsip ini mengharuskan material handling dapat beroperasi dengan produtivitas tinggi dan mudah dioperasikan sesuai service level yang ditetapkan.
4. Ergonomic principle.
Prinsip ergonomic sangat penting untuk memastikan operator material handling aman dan nyaman dalam mengoperasikan perpindahan barang.
5. Unit load principle.
Material handling harus mampu menghandle material dengan ukuran dan dimensi yang sesuai untuk kelancaran aliran pergerakan material.
6. Space utilization principle.
Pengoperasian material handling harus memperhatikan space yang tersedia secara efisien dan efektif.
7. System principle.
Prinsip ini mengharuskan material handling terintegrasi dengan sistem operasi logistik, mulai dari penerimaan, pengawasan, penyimpanan, produksi, perakitan, packaging, unitizing, order selection, pengiriman, transportasi, dan penanganan retur.
8. Automation principle.
Prinsip ini mengharuskan material handling menggunakan metode mekanisasi, semiotomasi, atau full automated, untuk meningkatkan efisiensi operasional, responsive, andal, dan memungkinkan dapat mengeliminasi pekerjaan yang berulang atau mengurangi risiko keamanan dan keselamatan tenaga kerja.
9. Environmental principle.
Prinsip ini mengharuskan material handling dapat dioperasikan dengan pemakaian energi sehemat mungkin, pengembangan teknologi material handling dengan energi yang terbarukan, serta pemilihan material handling yang ramah lingkungan.
10. Life cycle cost principle.
Secara keseluruhan biaya selama pemakaian material handling (total cost ownership) harus efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar