Pada artikel kali ini saya akan bercerita mengenai pengaruh Attendance Rate (rata - rata absensi kehadiran) operator terhadap output produksi. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa absensi kehadiran operator produksi sangat berpengaruh terhadap jumlah hasil produksi.
Operator atau man power merupakan orang yang bekerja dalam menggerakkan proses produksi. Mereka adalah pihak yang secara langsung mengontrol mesin dan mengontrol work in process (WIP) dalam suatu lini produksi. Peranan mereka sangat penting dalam proses produksi.
Jika ada dari mereka yang absen kerja, mungkin supervisor produksi bisa mengatur pekerjaan dengan cara balancing orang (membagi rata pekerjaan kepada operator lain). Namun yang menjadi permasalahan adalah jika dari mereka sering tidak hadir dan setiap harinya selalu ada yang absen.
Oleh karena itu, sebagai supervisor kita perlu melakukan analisa rata - rata kehadiran man power, atau yang disebut dengan Attendance Rate. Misalnya, dari 100 orang, yang absen kerja 5 orang, berarti Attendance Rate nya sebesar 95%. Jika hal ini terjadi hampir setiap hari, maka akan menjadi masalah di produksi.
Untuk itu, supervisor perlu menekankan kedisiplinan dalam bekerja kepada setiap operator agar Attendance Rate bisa mencapai 100%. Perlu melakukan bimbingan mengenai pentingnya kehadiran "full team" dalam produksi, agar target produksi bisa tercapai.
Selain memberikan bimbingan kepada operator, supervisor juga bisa mengusulkan adanya "buffer operator". Hal ini berguna untuk mengantisipasi adanya missing operator karena ketidakhadirannya. Jumlah buffer operator bisa dikondisikan dengan nilai Attendance Rate pada line produksi tersebut. Buffer operator berfungsi sebagai "back up" jika operator utama tidak berangkat kerja.
Terima kasih telah mengunjungi blog saya, semoga artikel ini bisa bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar