Pada artikel kali ini saya akan bercerita mengenai pengalaman kerja saya dalam usaha menaikkan efisiensi produksi. Pengalaman ini saya dapatkan saat saya masih bekerja di perusahaan komponen otomotif milik Jepang.
Pada waktu itu saya menjabat sebagai supervisor produksi yang membawahi 2 orang line leader (LL), 6 orang group leader (GL), dan 120 operator. Pabrik ini memproduksi Wiring harness, yaitu komponen kabel untuk sistem listrik mobil.
Pada suatu ketika ada suatu program dari manager produksi untuk menaikkan efisiensi produksi. Line saya adalah line untuk komponen kabel mobil Mazda J74G. Memang dari segi KPI (key performance indicators), nilai efisiensinya kurang begitu bagus yaitu sekitar 70 %. Hal ini dikarenakan tipe mobil tersebut sudah tidak akan diproduksi lagi, sehingga order dari customer menurun namun jumlah operator kami masih cukup banyak. Inilah yang menyebabkan nilai efisiensi line produksi saya menurun.
Manager produksi memutuskan untuk menaikkan efisiensi produksi, dari awalnya 70 % menjadi sekitar 85 %. Dalam menaikkan nilai efisiensi tersebut ada 2 cara, yaitu :
1. Meningkatkan hasil produksi dengan jumlah operator yang sama tanpa dikurangi orangnya (speed kerja mesin dan manusia ditambah)
2. Mengurangi jumlah operator dengan hasil produksi yang tidak berkurang sama sekali.
Pada akhirnya saya memilih pada cara yang kedua, yaitu mengurangi jumlah operator namun hasil produksinya tetap sama dan tidak berkurang. Saat menerapkan cara ini, saya menggunakan metode time study untuk melihat kemampuan masing - masing operator di setiap bagian.
Dari hasil analisa time study tersebut maka didapatkan data cycle time, yaitu berapa detik rata - rata tiap operator mampu menyelesaikan tugasnya. Operator yang memiliki waktu cycle time tercepat akan kami tambahkan job atau pekerjaan untuknya, agar operator yang memiliki cycle time terendah tidak kewalahan dalam bekerja.
Setelah itu kami lakukan analisa line balancing melalui grafik cycle time. Jika dirasa grafik tersebut mendekati sama rata, maka kami berani untuk memutuskan mengurangi operator. Mengapa pengurangan operator dilakukan setelah melalui pengalaman time study dan line balancing? Jawabannya yaitu agar tidak mengganggu ritme produksi.
Operator yang akan dikurangi tersebut kami perbantukan ke line produksi yang lain di luar line Mazda. Kebetulan pada waktu itu ada project baru, yaitu Honda CRV yang masih membutuhkan banyak operator. Sehingga operator dari Mazda tersebut kami alihkan untuk bekerja di line Honda CRV.
Itulah sekilas pengalaman bekerja saya dalam menaikkan efisiensi produksi, terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga artike ini bisa bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar