Dalam melihat keterampilan yang dimiliki oleh seorang karyawan ataupun seorang operator, diperlukan adanya peta data untuk menunjukkan keterampilan mereka. Peta data ini nantinya bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penempatan posisi yang tepat sesuai dengan keterampilannya, ataupun perlu tidaknya penambahan training untuk operator tersebut.
Skill Matrix (Matriks keterampilan) merupakan salah satu alat yang paling sederhana namun efektif untuk meninjau kebutuhan pelatihan. Matriks keterampilan dapat dengan mudah ditinjau, diupdate, dan menampilkan semua anggota tim dalam bentuk gambar, karena tidak membutuhkan banyak penafsiran.
(Baca juga : materi - materi teknik industri)
Matriks keterampilan sangat umum digunakan di Shop Floor pada perusahaan manufaktur, juga terbukti berguna di setiap wilayah organisasi. Tools ini berfungsi sebagai alat perencana yang dengan sendirinya membangun beberapa struktur pada “on the job” training yang diselenggarakan di kebanyakan organisasi.
Matrix skill dalam industri manufaktur berfungsi sebagai alat untuk memberikan informasi terkait skill seseorang, dapat memberikan gambaran terkait kesiapan suatu lini produksi tentang performance yang dapat di capai, memberikan informasi tentang bagus atau tidaknya keseimbangan lintasan produksi terkait skill per individunya jika ada masalah orang (karyawan tidak masuk kerja, sakit dan tidak konsisten) lainnya.
(Baca juga : Total Productive Maintenance)
Apa yang Harus Dipertimbangkan Dalam Pembuatan Skills Matrix ?
Matriks keterampilan perlu ditinjau secara berkala, karena dokumen ini bersifat dinamis dan datanya dapat berubah. Sehingga biasanya dibahas pada saat pertemuan bulanan tim. Ketika membuat Matriks keterampilan Anda mempunyai beberapa pilihan. Anda dapat menggunakan proforma yang ada, atau difotokopi dengan kertas ukuran A3 ataupun menggunakan format yang Anda miliki. Dokumen ini bisa disimpan oleh management, tetapi yang paling utama ketika hasilnya dibahas maka anggota tim harus ikut terlibat. Sebagai alternatif Anda dapat membuatnya pada white board dan memasangnya di tempat kerja Anda.
Untuk menghindari karyawan yang ingin mengikuti pelatihan dalam segala bidang padahal perusahaan tidak membutuhkannya, Anda bisa mencantumkan jumlah peserta maksimum yang dibutuhkan perusahaan untuk mengikuti pelatihan di tiap akhir kolom subject pelatihan (lihat proforma terlampir). Poin ini dapat dibahas ketika pertemuan tim misalnya jika beban kerja menjadi lebih besar dalam satu area kerja tertentu pada periode dua bulan mendatang. Seorang manajer boleh memutuskan untuk memilih 3 karyawan yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas, tetapi jika dianggap tidak mencukupi maka boleh ditambahkan lagi 2 orang untuk mengikuti “on the job” training.
(Baca juga : Genba, genbutsu, genjitsu)
Pada industri manufaktur yang bersifat padat karya seperti garmen, skill matrix sering digunakan untuk melihat kesiapan lini produksi ketika akan memulai style baru dan menentukan operator dengan kualifikasi yang tepat untuk mengerjakan proses tertentu, sehingga keseimbangan lintasan produksi bagus. Informasi dalam matrix skill report secara garis besar berupa jenis proses yang sering digunakan atau proses yang paling mahir digunakan oleh seorang operator dan skala grade prosesnya, informasi ini sangat berguna bagi seorang leader lini produksi (Leader, Supervisor dan chief) untuk menentukan orang yang paling tepat untuk mengoperasikan suatu proses produksi.
Bagaimana tahapan untuk mengunakan skill matrix inu?
BalasHapusKita melakukan tes terhadap operator terlebih dahulu pak, Setelah mendapatkan hasilnya kita report ke dalam laporan daftar skill matrix
BalasHapus