Sabtu, 26 Januari 2019

TOYOTA PRODUCTION SYSTEM (TPS)

Toyota merupakan pelopor kemajuan industri otomotif di jepang. Di dalam perjalanannya, perusahaan toyota berhasil menciptakan terobosan – terobosan metode yang bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Hingga saat ini toyota menjadi kiblat bagi perusahaan yang ingin menerapkan lean manufacturing. Goal dari lean manufacturing adalah tercapainya kualitas yang baik (Quality), biaya produksi yang sedikit (Cost) dan pengiriman produk jadi yang tepat waktu (Delivery). Ketiga faktor tersebut dikenal dengan sebutan QCD, yang merupakan singkatan dari Quality, Cost dan Delivery. Toyota sukses menjadi industri otomotif raksasa karena berdiri dengan 2 pilar utama yang mendukungnya, yaitu konsep jidoka dan konsep just in time
Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas mengenai pengertian kedua pilar tersebut, yaitu konsep jidoka dan konsep just in time. 
1. Jidoka
Jidoka adalah sistem otomasi dengan sentuhan tangan manusia untuk mencegah terjadinya kesalahan proses. Dengan kata lain, jidoka adalah mesin yang dapat mendeteksi masalah dan secara otomatis akan menghentikan proses agar tidak menjadi masalah yang berlarut - larut. Dalam penerapannya, jidoka selalu didukung oleh kaizen (perbaikan berkelanjutan). 
2. Just In Time
Just in time adalah suatu sistem produksi yang dibuat untuk memproduksi sesuatu sesuai permintaan pelanggan dengan sasaran tepat jumlah (quantity) dan tepat pengiriman (delivery). Dalam penerapannya, just in time didukung oleh pergerakan kanban. Pada proses produksi dengan konsep just in time, kanban dimanfaatkan untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan aliran proses. Setiap proses produksi harus mengacu pada kanban, karena kanban merupakan sebuah kartu yang berfungsi sebagai perintah produksi. Bila tidak ada kanban, maka proses tidak boleh dilakukan. Hal inilah yang menjadi kelebihan konsep just in time.
Just in time memiliki prinsip bahwa produksi hanya dilakukan sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu Just in time merupakan sebuah model pull system (sistem tarik). Sebab pada setiap proses produksinya, just in time bekerja dengan menarik sumber daya yang hanya berkaitan dengan kebutuhan pelanggan. 
Menghilangkan Hambatan Produksi
Selain jidoka dan just in time, untuk mengatasi masalah gangguan pada kelancaran dan kecepatan produksi, dalam Toyota Production System (TPS) dikenal dengan prinsip 3M, yaitu Muda, Mura, Muri. 3 M (Muda, Mura, Muri) dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang tidak memiliki nilai tambah terhadap pekerjaan, sehingga perlu dihilangkan keberadaannya. Muda jika diartikan ke dalam bahasa indonesia artinya pemborosan. Mura artinya ketidakseimbangan, sedangkan Muri artinya beban kerja yang berlebihan. Dalam lean manufacturing, Muda dikenal sebagai 7 waste (7 pemborosan). Pemborosan – pemborosan tersebut harus dihilangkan untuk mempercepat proses produksi. Untuk memperbaiki lingkungan kerja agar terlihat lebih kondusif dan tertata, Toyota Production System (TPS) juga mengenalkan konsep 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)
Sebenarnya konsep lean manufacturing terlahir karena terinspirasi oleh Toyota Production System. Sehingga banyak perusahaan – perusahaan yang menginginkan konsep lean manufacturing yang mengekor pada konsep Toyota Production System bisa diterapkan di perusahaannya.
Jepang berbeda dengan Amerika Serikat yang memiliki modal besar dalam bisnis otomotif. Oleh sebab itu, Toyota Production System lahir sebagai jalan alternative untuk dapat bertahan di bisnis otomotif. Sebab, pada era berdirinya perusahaan Toyota, jepang sedang mengalami masa krisis akibat kalah dalam perang dunia II. Toyota harus bisa bertahan dalam bisnis otomotif dengan sumber daya yang minim. Maka dari itu, lahirlah konsep Toyota Production System yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam perusahaan. Sebagai informasi, perusahaan toyota dikembangkan oleh Eiji Toyoda dan Taiichi Ohno yang berkebangsaan Jepang.
Terima kasih telah mengunjungi blog saya, semoga ilmunya bisa bermanfaat.