Kamis, 24 Januari 2019

DMAIC (DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE, CONTROL)


Seiring berjalannya waktu, persaingan dunia industri semakin ketat. Jika perusahaan tidak mampu mengembangkan inovasi yang lebih baik, maka bisnis perusahaan tersebut akan terancam. Oleh karena itu perlu bagi suatu perusahaan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan guna meningkatkan daya saing terhadap dunia industri yang semakin maju. Salah satu cara untuk meningkatkan perbaikan berkelanjutan yaitu dengan menerapkan metodologi DMAIC. Apa itu DMAIC?

DMAIC merupakan sebuah metode yang dapat membantu untuk membuat kaizen atau continuous improvement (perbaikan berkelanjutan).
Metode DMAIC merupakan salah satu tools yang digunakan dalam penerapan konsep lean manufacturing. Metode DMAIC adalah sebuah siklus metodologi yang terstruktur secara sistematis yang bertujuan untuk mengurangi waste (pemborosan) pada suatu sistem, agar sistem tersebut bisa bekerja secara efisien dan produktif.
Pada dasarnya DMAIC mirip dengan PDCA (Plan, Do, Check, Action) yaitu sama – sama bertujuan untuk melakukan langkah - langkah perbaikan berkesinambungan. Hanya saja, pada metode PDCA terlihat lebih populer di kalangan industri manufaktur karena lebih mudah dipahami. Namun, bukan berarti bahwa metode DMAIC tidak memiliki kelebihan.
Kelebihan dari metode DMAIC yaitu memiliki langkah – langkah yang lebih terperinci dari pada metode PDCA. Selain itu, pada metode DMAIC sering diaplikasikan dengan six sigma. Dalam penyelesaian masalah, DMAIC juga sering menggunakan seven tools, sama seperti pada kebanyakan penerapan PDCA.
Berikut ini adalah tahapan dari metode DMAIC :
1. Define (Penjelasan)
Define adalah tahap awal dari DMAIC. Tahap ini menjelaskan tentang tema masalah yang sedang terjadi ataupun menjelaskan tentang tujuan dari studi kasus. Contoh : Produksi kertas box tidak target, disebabkan karena banyak terjadi cacat produk pada prosesnya. Oleh karena itu, define pada kasus tersebut adalah ‘’Upaya mengurangi cacat produk pada kertas box’’
2. Measure (Pengukuran)
Measure adalah tahap kedua dari DMAIC. Tahap ini bertujuan untuk melakukan penilaian atau pengukuran terhadap masalah yang terjadi. Pada tahap ini masalah yang terjadi akan dikelompokkan berdasarkan urutan prioritas tingkat kejadian tertinggi. Diagram Pareto adalah tools yang sering digunakan pada tahap ini.
3. Analyze (Analisa)
Analyze merupakan tahap ketiga dari DMAIC. Tahap ini bertujuan untuk melakukan analisa penyebab masalah berdasarkan prioritas tertinggi. Pada tahap ini analisa masalah bisa menggunakan diagram sebab akibat atau fishbone diagram, menggunakan metode why – why analysis (5 whys) ataupun metode yang lainnya.
4. Improve (Perbaikan)
Improve merupakan tahap keempat dari DMAIC. Tahap ini bertujuan untuk melakukan tindakan perbaikan setelah penyebab masalah diketahui. Dalam melakukan perbaikan tersebut, bisa menunjuk seorang penanggung jawab pekerjaan atau PIC, disertai deadline (batas waktu penyelesaiannya).
5. Control (Pengendalian)
Control merupakan tahap terakhir dari DMAIC. Tahap ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil dari proses perbaikan yang sudah dilakukan. Bila perbaikan menunjukkan proges yang baik, maka perlu dilakukan pengawasan dan pencegahan agar masalah tersebut tidak terjadi lagi di lain waktu. Dalam upaya pencegahan bisa dilakukan dengan cara merevisi Operational Standart (OS), membuat atau merevisi check sheet control harian, ataupun membuat penjadwalan maintenance secara optimal.
Terima kasih telah mengunjungi blog saya,semoga ilmunya bisa bermanfaat.