Jumat, 13 September 2019

PERBEDAAN ANTARA METODE PDCA DAN DMAIC

Dalam menerapkan kaizen atau perbaikan berkelanjutan, tentunya perlu sebuah pendekatan metode yang sistematis agar tercipta sebuah gagasan improvement yang optimal. Metode – metode yang terstruktur dan sistematis akan mudah dalam pembacaan dan pemahaman para tim analis. Salah dua dari metode tersebut yaitu metode PDCA (Plan, Do, Check, Action) dan metode DMAIC (Define, Measure, Analys, Improve, Control.
Persamaan antara PDCA dan DMAIC adalah sama – sama membutuhkan tools untuk membantu dalam penyelesaian masalahnya, tools tersebut dikenal dengan nama seventools. Pada kebanyakan kasus, tools tersebut berkaitan dengan bagaimana cara meningkatkan kualitas suatu proses ataupun produk, bagaimana cara menghilangkan waste (pemborosan) baik pemborosan waktu yang tidak produktif ataupun pemborosan yang lain seperti biaya produksi yang membengkak yang berdampak pada faktor QCD (Quality, Cost, Delivery) dalam konsep lean manufacturing.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing – masing metode tersebut.
1. PDCA
PDCA adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan atau yang dikenal dengan continuous improvement.
PDCA merupakan suatu metode yang digunakan dalam penyelesaian suatu masalah dengan 4 tahap. Tahapan – tahapan tersebut terdiri dari Plan (merencanakan), Do (melakukan), Check (mengevaluasi) dan Action (melakukan rencana selanjutnya).
Tahapan dalam PDCA secara lengkapnya adalah sebagai berikut :
1. Plan (merencanakan)
Merupakan tahap awal untuk membuat rencana penyelesaian masalah. Pada tahap plan mendiskripsikan tentang masalah apa yang sedang terjadi.
2. Do (melakukan)
Merupakan tahapan kedua dari kelanjutan Plan. Dalam tahap ini bertujuan untuk melakukan analisa penyebab masalah dan melakukan tindakan perbaikan.
3. Check (mengevaluasi)
Merupakan tahapan ketiga dari PDCA. Dalam tahap ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan yang sudah dilakukan pada tahap 2.
4. Action (tindak lanjut) Merupakan tahap terakhir dalam PDCA. Dalam tahap ini bertujuan untuk mencegah masalah tersebut terjadi lagi di lain waktu.
2. DMAIC
DMAIC merupakan sebuah metode yang dapat membantu untuk membuat kaizen atau continous improvement (perbaikan berkesinambungan). Pada dasarnya DMAIC sering digunakan bersamaan dengan perhitungan level six sigma.
Metode DMAIC memiliki langkah – langkah yang sistematis dan terperinci, sedangkan six sigma digunakan untuk melihat index kinerja perusahaan kelas dunia. Oleh karena itu, DMAIC sering dipadukan dengan six sigma, meskipun terkadang tanpa menggunakan six sigma pun tidak masalah.
Berikut ini adalah tahapan dari metode DMAIC :
1. Define (Penjelasan)
Define adalah tahap awal dari DMAIC. Tahap ini menjelaskan tentang tema masalah yang sedang terjadi ataupun menjelaskan tentang tujuan dari studi kasus.
2. Measure (Pengukuran)
Measure adalah tahap kedua dari DMAIC. Tahap ini bertujuan untuk melakukan penilaian atau pengukuran terhadap masalah yang terjadi.
3. Analyze (Analisa)
Analyze merupakan tahap ketiga dari DMAIC. Tahap ini bertujuan untuk melakukan analisa penyebab masalah berdasarkan measure (pengukuran)
4. Improve (Perbaikan)
Improve merupakan tahap keempat dari DMAIC. Tahap ini bertujuan untuk melakukan tindakan perbaikan setelah penyebab masalah diketahui.
5. Control (Pengendalian)
Control merupakan tahap terakhir dari DMAIC. Tahap ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil dari proses perbaikan yang sudah dilakukan. Bila perbaikan menunjukkan proges yang baik, maka perlu dilakukan pengawasan dan pencegahan agar masalah tersebut tidak terjadi lagi di lain waktu.
Perbedaan DMAIC dan PDCA
Berdasarkan penjelasan di atas, sekilas memang tampak sama sistematika penyelesaian masalah antara DMAIC dengan PDCA. Namun, hal yang mendasar menjadi pembeda di antara kedua metode tersebut adalah sebagai berikut :
1. DMAIC memiliki tahapan berupa define (penjelasan masalah) dan measure (pengukuran masalah). Sedangkan PDCA, hanya memiliki tahapan Plan (rencana). Oleh karena itu, plan di sini lebih ke penjelasan masalah tanpa ada pengukuran terhadap masalah (penilaian masalah).
2. Langkah PDCA sedikit membingungkan, antara tahap 2 (Do) dengan tahap 4 (Action). Do dan Action memiliki sinonim atau persamaan kata yang sama. Hal ini jelas membingungkan bagi para problem solver yang masih newbie dalam mempelajari metodologi penyelesaian masalah.
Dari kedua perbedaan tersebut terlihat bahwa DMAIC lebih sistematis dibandingkan dengan PDCA. Sebab, PDCA lebih mengarah ke konsep atau filosofi dalam penanganan masalah. Sangat berbeda dengan DMAIC. Hal itu terbukti bahwa pengukuran kinerja perusahaan dengan six sigma lebih cocok untuk diterapkan bersamaan dengan metode DMAIC. Karena DMAIC lebih spesifik, sebab memiliki tahap measure (pengukuran masalah)yang tidak dimiliki PDCA