Kesuksesan Toyota sebagai perusahaan raksasa otomotif telah menginspirasi banyak perusahaan di dunia untuk mengikuti jejaknya. Hampir semua perusahaan yang berkonsep lean manufacturing mempelajari tentang sejarah Toyota, sistem produksi Toyota, dan 14 prinsip dalam perjalanan toyota. Di dalam buku yang berjudul "The Toyota Way Fieldbookโ karangan Jeffrey K. Liker dan David Meier, telah dibahas mengenai model 4P dalam membangun budaya kerja Toyota. 4P yang dimaksud di antaranya adalah Philosophy, Process, People and Partner, dan problem solving.
Berikut ini merupakan penjelasan dari model 4P dalam Toyota way :
1. Philosophy
Philosophy merupakan tingkat paling fundamental dari budaya kerja Toyota. Para pemimpin Toyota melihat perusahaan sebagai sebuah sarana untuk memberi nilai tambah bagi pelanggan, masyarakat, komunitas dan juga karyawannya. Pendiri perusahaan, Sakichi Toyoda, pada awalnya telah menemukan mesin pintal guna membuat hidup menjadi lebih mudah bagi para wanita di komunitas pedesaan tempat ia tinggal. Hal ini terus berlangsung hingga ketika Sakichi meminta anaknya Kichiro Toyoda untuk memberikan kontribusinya kepada dunia dengan memulai membangun sebuah perusahaan mobil.
2. Process
Toyota tidak tumbuh begitu saja tanpa sebuah proses pembelajaran yang panjang. Para pemimpin Toyota belajar melalui bimbingan dan pengalaman bekerja, bahwa jika mereka mengikuti proses yang benar, maka akan memperoleh hasil yang benar. Lebih baik fokus memperbaiki proses terlebih dahulu, tidak tergesa - gesa untuk segera mendapatkan hasil yang bagus.
3. People and Partner
Orang - orang yang terlibat dalam pekerjaan harus diberi nilai tambah pada organisasi dengan cara memberikan tantangan pada karyawan dan mitra perusahaan untuk tumbuh. Banyak tools dari Toyota Production System (TPS) ditujukan untuk mengungkapkan masalah ke permukaan, menciptakan lingkungan yang menantang dan memaksa orang untuk berpikir dan berkembang. Contohnya adalah konsep Jidoka, jika ada masalah yang tidak wajar dalam suatu proses maka tim harus menghentikan proses tersebut dan mencari akar penyebab masalahnya, baru kemudian melakukan corrective action untuk memperbaiki masalah tersebut.
Berpikir, belajar, tumbuh dan diberi tantangan memang terkadang tidak selalu menyenangkan. Namun karyawan dan mitra Toyota, termasuk pemasok, tumbuh dan menjadi lebih baik serta lebih percaya diri dalam menjalankan roda bisnis.
4. Problem Solving
Problem solving dapat diartikan sebagai usaha untuk memecahkan akar permasalahan secara terus-menerus dalam rangka mendorong pembelajaran organisasional. Terkadang
masalah yang sama bisa muncul kembali karena kita tidak menyelesaikannya sampai ke akar - akarnya dan tidak menempatkan tindakan pencegahan yang seharusnya dilakukan. Kesempatan untuk belajar selalu tersedia, sehingga kesempatam masalah untuk muncul kembali sangat kecil kemungkinannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar