Kalibrasi merupakan proses pengecekan, pengukuran dan pengaturan untuk mendapatkan akurasi dari alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standar/tolak ukur. Kalibrasi dibutuhkan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran yang dilakukannya akurat dan konsisten sesuai dengan instrumen lainnya. Hasil pengukuran yang tidak konsisten bisa berpengaruh terhadap kualitas produk dan dapat membahayakan kepercayaan perusahaan di mata konsumen.
Kalibrasi bisa dilakukan secara rutin setiap hari atau setiap tahun. Jika kalibrasi dilakukan setiap hari, biasanya kalibrasi tersebut mudah untuk dilakukan. Sistem manajemen mutu menyarankan pada setiap organisasi untuk melakukan kalibrasi peralatan ukur yang dipakai selama proses produksi.
(Baca juga : pengertian manajemen kualitas)
Manfaat melakukan kalibrasi
Berikut ini merupakan beberapa manfaat dalam melakukan kalibrasi, yaitu :
1. Menjaga kondisi alat ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya.
Seiring berjalannya waktu dan intensitas pemakaian, alat ukur dapat mengalami penurunan performa. Dengan melakukan kalibrasi secara rutin atau berkala, kita dapat mengetahui apakah alat ukur tersebut masih sesuai dengan spesifikasi atau perlu untuk diperbaiki atau diganti.
2. Menjamin nilai ukuran yang dihasilkan tertelusur hingga ke Satuan Internasional.
Di dalam sistem kalibrasi, dikenal mata rantai ketertelusuran hingga ke Satuan Internasional. Dengan mengkalibrasikan alat ukur di laboratorium yang terakreditasi, maka hasil ukur Anda dapat diterima dimanapun di seluruh dunia, karena semua laboratorium kalibrasi akan mengacu pada sumber yang sama, yaitu Standar Satuan Internasional.
(Baca juga : pengertian standarisasi)
3. Menghindari cacat produk.
Kalibrasi yang kita lakukan secara rutin terhadap peralatan kerja, akan meminimalisir terjadinya cacat produk. Hal ini dikarenakan seluruh peralatan kerja sudah diatur sesuai dengan standar yang berlaku melalui kalibrasi.
4. Menghindari Resiko Bahaya dan Meminimalisir Kecelakaan Kerja.
Kalibrasi bisa menghindari atau meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Contohnya seperti kondisi penerangan di pabrik apakah sudah memadai atau belum, seberapa besar tingkat kebisingannya, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar