Rabu, 26 Mei 2021

Pengalaman Memimpin Gugus Kendali Mutu (GKM)



Pada artikel kali ini saya akan bercerita mengenai pengalaman saya saat menjadi moderator program gugus kendali mutu (GKM) di industri papermill atau kertas gulung.

Pada waktu itu saya menjabat sebagai Staff produksi unit paper machine (mesin kertas). Di pabrik kertas di kota Kudus tersebut, sering terjadi downtime (kehilangan waktu produktif) akibat sering putusnya kertas yang sedang dalam proses produksi. Sebetulnya hal ini wajar terjadi, namun yang menjadi masalah yaitu melebihi toleransi yang diberikan oleh manajemen, yaitu selama 2880 menit per bulan.

Sebelumnya saya belum pernah bekerja di industri kertas. Namun, atasan saya manager produksi melihat background saya yang pernah bekerja di pabrik otomotif Jepang, pernah melakukan program continuous improvement dengan metodologi PDCA yang dipadukan dengan quality tools (seventools).

Sebenarnya secara permasalahan saya sudah paham cara penyelesaiannya. Namun yang menjadi masalah adalah, saya tidak begitu mengetahui proses produksi kertas beserta bagian - bagian dan fungsi mesinnya secara menyeluruh. Karena pada saat itu saya baru masuk kerja sekitar 2 Minggu dan baru mempelajari proses pembuatan kertas papermill.

Oleh karena itu, saya membutuhkan bantuan dari para karyawan yang berpengalaman, khususnya bagian operasional mesin paper machine. Saya mengumpulkan tim yang terdiri dari operator mesin, supervisor produksi, dan kepala bagian produksi unit papermill.

Ibarat film, saya hanya seorang sutradara yang menyusun alur cerita, sedangkan orang - orang produksi adalah aktor yang memerankan film tersebut. Dari sini saya membuat alur PDCA (Plan Do Check Action) untuk pelaksanaan program gugus kendali mutu. Berikut ini merupakan penjabarannya :

1. Plan (Rencanakan)
Tahap ini saya menetapkan untuk menyelesaikan masalah utama tentang penyebab downtime akibat kertas sering putus di mesin paper machine. Saya menganalisa penyebab downtime tertinggi melalui analisa diagram pareto, dan diketahui jika penyebabnya adalah karena kertas kendor di mesin press 3.

2. Do (Lakukan tindakan)
Setelah diketahui bahwa penyebab kertas sering putus adalah karena kertas kendor di mesin press 3, maka langkah selanjutnya yaitu mencari tahu akar penyebab dari masalah tersebut, melalui analisa 5whys dan faktor 4M (manusia, mesin, metode, material). Dari hasil diskusi tim GKM, diketahui bahwa penyebab paling utama kertas kendor di press 3 adalah karena vacum 75 KW motornya rusak. Oleh karena itu tim melakukan perbaikan dengan mengganti vacum 75 KW dengan ukuran 250 KW.

3. Check (evaluasi hasil)
Setelah vacum diganti, maka kami cek hasil perbandingan antara sebelum melakukan perbaikan dengan sesudah melakukan perbaikan (before - after). Pada tahap ini, saya menggunakan diagram batang sebagai perbandingannya. Dan hasilnya cukup memuaskan, downtime yang sebelumnya 180 menit per hari, kini turun menjadi rata - rata 30 menit per hari.

4. Action (Tindak lanjut)
Setelah tahap check selesai, maka dapat disimpulkan bahwa penyebab kertas sering putus di mesin press 3 adalah karena vacum 75 KW motornya mati. Saat diganti dengan vacum 250 KW, kertas putus mulai berkurang. Sehingga tim GKM memutuskan untuk selalu melakukan pengecekan kondisi vacum 250 KW setiap harinya sebagai langkah antisipasi terjadinya downtime produksi.

Itulah sekilas pengalaman saya menjadi moderator gugus kendali mutu (GKM) di industri kertas papermill. Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar