Selasa, 06 Oktober 2020

REVOLUSI INDUSTRI 4.0


Dewasa ini sering kita dengar tentang kata - kata revolusi industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 seperti tidak asing lagi di telinga kita. Revolusi industri 4.0 identik dengan kemajuan informasi & teknologi di bidang industri atau manufaktur. Di Indonesia sendiri, perkembangan teknologi dan informasi terjadi begitu cepat seiring dengan perkembangan zaman.

Bila pada era revolusi industri 3.0 dimulai dengan mesin yang dapat bergerak secara otomatis, (komputer dan robot), pada revolusi industri 4.0 produksi dibuat secara massal dengan menggunakan peralatan digital yang berteknologi canggih. 

Tidak dapat dipungkiri, perlahan semua sudah beralih ke arah digital. Sehingga interaksi antara manusia dan teknologi sudah tidak terelakkan lagi. Semua pemenuhan kebutuhan kini sudah tersedia secara digital, mulai dari jual-beli, jasa, hingga transaksi pembayaran. 

Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah perubahan dimana proses produksi suatu barang menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak dan pemroses. Revolusi industri ini hadir untuk menjawab permasalahan efektifitas dan efisiensi dalam memproduksi suatu barang.

Revolusi Industri 4.0 mengintregasikan antara teknologi cyber dan teknologi otomatisasi. Dampak era revolusi industri 4.0 yaitu dalam proses produksinya tidak lagi memberdayakan tenaga kerja manusia karena sudah menerapkan konsep otomatisasi mesin, teknologi digital dan internet.

Dampak industri 4.0 yaitu tingkat efektifitas dan efisiensi waktu bisa meningkat secara drastis. Di mana waktu proses adalah hal yang berharga dalam dunia industri. Dengan adanya teknologi industri 4.0, berarti proses produksi dan penerimaan informasi semakin cepat dan efisien, pengambilan keputusan dalam tim manajemen pun bisa lebih cepat. 

Di samping manfaat revolusi industri 4.0 terhadap bidang industri, manfaat teknologi juga bisa dirasakan oleh semua orang. Saat ini akses informasi sangat mudah dan bisa dilakukan kapan dan di mana saja dengan adanya jaringan internet.

(Baca juga : pengertian lean six sigma, penggabungan konsep dari toyota dan motorola)

Salah satu contoh dari penerapan industri 4.0 adalah sistem scanning untuk proses penyimpanan data informasi (seperti data output produksi, data cacat produk, daftar material, daftar mesin, dan lain - lain) dengan menggunakan aplikasi android. Dari scanning data menggunakan smartphone, data akan langsung terintegrasi dengan sistem ERP di perusahaan. Jajaran top manajemen bisa lebih mudah dalam mengambil kebijakan secara cepat terkait masalah yang sedang terjadi di perusahaannya tanpa berlama - lama. 

Berikut ini adalah urutan sejarah perkembangan revolusi industri dari era industri 1.0 hingga era industri 4.0 :

1. Revolusi industri 1.0

Revolusi industri pertama atau 1.0 dimulai pada abad ke-18. Hal itu ditandai dengan penemuan mesin uap untuk upaya peningkatkan produktivitas yang bernilai tinggi. Misalnya di Inggris, saat itu, perusahaan tenun menggunakan mesin uap untuk menghasilkan produk tekstil.

2. Revolusi industri 2.0

Revolusi industri kedua atau 2.0 dimulai pada tahun 1900-an. Revolusi industri 2.0 ditandai dengan ditemukannya tenaga listrik. Tenaga otot dan mesin uap sudah tergantikan oleh tenaga listrik. Walaupun begitu, masih ada beberapa kendala yang menghambat proses produksi di pabrik, yaitu masalah transportasi. Untuk mengatasi kendala tersebut maka di akhir 1800-an, mulai dikenal mobil dan mulai diproduksi secara massal. Produksi massal ini membutuhkan proses yang lama dalam penyelesaiannya karena pada proses perakitan mobil dibutuhkan banyak orang, artinya untuk proses perakitan masih membutuhkan tenaga manusia.

(Baca juga : pengalaman kerja di pabrik jepang)

Seiring dengan perkembangan, mulai ditemukan dan sekaligus digunakan "ban berjalan" atau conveyor belt pada 1913. Ban berjalan mengakibatkan proses produksi berubah total karena untuk menyelesaikan satu mobil, tidak diperlukan satu orang untuk merakit dari awal hingga akhir. Setiap orang akan menajdi spesialis yang mengurus satu bagian saja. Para perakit tersebut juga dibantu oleh alat-alat yang menggunakan tenaga listrik, sehingga pekerjaan tersebut jauh lebih mudah dan murah daripada tenaga uap. Revolusi industri 2.0 ini juga berdampak pada kondisi militer pada perang dunia II. Ribuan tank, pesawat, dan senjata diciptakan dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini produksi dan ban berjalan.

3. Revolusi industri 3.0 

Revolusi industri ketiga atau 3.0 dilakukan pada tahun 1970 atau 1990-an. Revolusi industri volume tiga ditengarai oleh perkembangan semikonduktor dan proses otomatisasi industri. Dengan kata lain, dunia sedang bergerak memasuki era digitalisasi. Industri manufaktur, industri kesehatan, industri pertanian dan sebagainya. Otomatisasi peralatan industri menggantikan peran manusia dalam prosesnya. Pada satu sisi perkembangan teknologi digital ini mempermudah pekerjaan manusia. Akan tetapi pada sisi yang lainnya ada resistensi dari para pekerja yang merasa pekerjaannya terancam tergantikan oleh peralatan yang mampu bekerja secara otomatis.

4. Revolusi industri 4.0

Pada revolusi industri keempat atau 4.0 efisiensi mesin dan manusia sudah mulai terkonektivitas dengan teknologi internet.  Jerman merupakan Negara pencetus adanya Industri 4.0 yang ditandai dengan strategi teknologi canggih pemerintah yang mengutamakan komputerisasi pabrik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar