Lean manufacturing adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk menghilangkan segala macam pemborosan yang terjadi di operasional pabrik. Konsep ini dimotori oleh Toyota dan menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan manufaktur dalam mengelola bisnisnya.
Toyota sangat mementingkan efisiensi dalam mengelola bisnisnya. Motto mereka yaitu ‘tidak kurang dan tidak lebih’. Toyota memproduksi mobil, dimana pada pembuatan mobil tersebut hanya dibuat berdasarkan permintaan customer saja”. Seluruh hal yang menyangkut produksi secara otomatis juga mengikuti prinsip ini. Suplai komponen hanya dilakukan jika ada rencana produksi saja, dan produksi hanya dilakukan jika ada demand dari pasar. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya pemborosan atau waste (muda) dalam sistem produksi Toyota.
Prinsip zero waste selalu diusung pada setiap kegiatan di perusahaannya. Bila bisa menghemat 1 detik pada lead time, atau mungkin satu langkah kaki karyawan dalam proses produksi, toyota akan benar-benar melakukannya. Cara berpikir secara efisien ini tidak hanya berlaku di pabrik saja, namun juga hingga ke kafetarianya, dimana semua sampah harus bisa didaur ulang. Hal ini telah berlangsung secara konstan, oleh karena Toyota juga dikenal sebagai salah satu perusahaan yang nyaris tidak pernah mengeluarkan limbah di pembuangan akhir.
Sebagai perusahaan raksasa, Toyota juga pernah membuat kesalahan. Dalam setiap proses produksi tentu saja terdapat hal-hal yang luput dari kesempurnaan. Namun, di Toyota jika ada potensi yang bisa menimbulkan masalah, harus ditangani sedini mungkin agar tidak semakin membesar. Dalam pemenuhan prinsip ‘hari ini lebih baik dari hari kemarin’ Toyota menekankan kepada seluruh aspek bisnisnya untuk mendahulukan penanganan masalah. Apabila masalah sudah tertangani dengan baik, maka diperkirakan proses akan bisa kembali menjadi stabil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar