Analisa Perancangan Kerja (APK) apabila dilihat dari sejarahnya merupakan cikal bakal dari lahirnya disiplin Teknik Industri. Para pendahulu Teknik Industri seperti Taylor dengan Time Study-nya, Gilbreth dengan Studi Gerak dan hubungan antar pekerja, merupakan dasar-dasar perancangan sistem kerja.
Penerapan APK dalam suatu sistem produksi tidak lepas dari berbagai ilmu yang lain dalam bidang Teknik Industri. Semua saling berinteraksi untuk dapat memaksimalkan sistem integrasi yang terdiri dari manusia, material, mesin, metode, uang dan informasi.
(baca juga : pengertian ergonomi)
Pada saat awal berdirinya Industrial Engineering atau Teknik Industri, keilmuwan Analisa Perancangan Kerja (APK) dahulu bernama Methods Engineering atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Teknik Tata Cara Kerja (TTCK).
Sutalaksana dkk (1979) mendefinisikan bahwa Teknik Tata Cara Kerja (TTCK) merupakan suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik.
APK adalah ilmu yang terdiri dari prinsip-prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem kerja yang berasal dari faktor manusia, mesin, material, peralatan kerja serta lingkungan kerja agar menjadi efektif dan efisien.
(baca juga : pengertian produktivitas)
Manfaat dari penerapan ilmu APK adalah sebagai berikut:
1. Waktu kerja (lead time) yang semakin pendek
Pencapaian output per hari akan semakin tinggi sehingga menyebabkan ongkos per produk semakin kecil, dan berdampak pada penurunan ongkos produksi secara secara keseluruhan
2. Produktivitas yang lebih tinggi melalui upah perangsang bisa dilakukan
Upah perangsang akan menyebabkan pekerja semakin bersemangat, sehingga dicapai produktivitas yang semakin tinggi pula.
3. Perbaikan sistem kerja bisa diterapkan
Perbaikan sistem kerja dapat diterapkan di berbagai komponen sistem.
4. Penjadwalan produksi lebih akurat
Dibakukannya waktu operasi di setiap stasiun kerja memungkinkan kita untuk menjadwalkan produksi lebih akurat
5. Pengaturan line balancing dan pembebanan kerja lebih mudah untuk diratakan
Beban kerja pada setiap stasiun dapat diatur dan diseimbangkan berdasarkan informasi tentang waktu operasi, beban kerja fisik, ataupun beban kerja mental yang diterima pekerja.
6. Pengaturan tata letak dan lintasan yang kritis bisa diperbaiki agar lebih efisien
Dalam merancang tata letak fasilitas pabrik, dibutuhkan informasi yang cukup tentang perancangan proses kerja, pengaturan dan pengukuran waktu kerja, keterkaitan antar berbagai aktivitas, dan lain-lain.
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga artikel ini bias bermanfaat.