Kamis, 29 Oktober 2020

Contoh Penerapan Line Balancing (Keseimbangan Lintasan) Pada Lini Produksi

Line balancing adalah metode yang digunakan untuk menyeimbangkan pekerjaan pada suatu lintasan produksi. Tujuan dari metode line balancing yaitu untuk menghilangkan proses yang mengalami bottleneck yang menyebabkan output produksi menjadi tidak maksimal. 

Bottleneck menyebabkan proses produksi di salah satu titik menjadi macet, sehingga menimbulkan delay dan waktu menunggu (waiting time). Bottleneck terjadi karena tidak seimbangnya elemen kerja yang harus dikerjakan oleh operator, sehingga cycle time pada proses tersebut menjadi tinggi dibandingkan dengan proses yang lain.

Cara melakukan line balancing adalah sebagai berikut ini :

1. Cek waktu siklus (cycle time) semua operator yang bekerja dalam 1 lintasan produksi menggunakan stopwatch.
2. Input data cycle time tersebut ke dalam Excel kemudian buat grafik line balancing.
3. Analisa proses yang data cycle time-nya melebihi batas kontrol atas dan batas kontrol bawah.
4. Lakukan perbaikan (improvement), kurangi elemen kerja (jobdesc) operator yang cycle time - nya melebihi garis dengan cara memindahkan sebagian elemen kerja (jobdesc) tersebut kepada operator lain yang prosesnya lebih cepat selesai.
5. Cek kembali "waktu siklus (cycle time) operator yang cycle time-nya melebihi garis batas kendali", kemudian input data cycle time tersebut ke dalam Excel.
5. Lihat kembali grafik line balancing, jika semua proses sudah berada di dalam batas kendali, berarti line balancing telah berhasil dilakukan.

Contoh kasus :
PT. Harness Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi kabel mobil, sedang mengalami masalah low capacity. Proses poduksi di salah satu tersebut sering macet dan sering tunggu material. Sebagai supervisor produksi kita diberikan tanggung jawab oleh tim manajemen untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Penyelesaian :
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, kita akan gunakan metode line balancing.

Kita ambil data cycle time semua operator sebanyak 3 kali pengambilan, kemudian hitung rata - ratanya.








Setelah itu, kita buat garis tengah (dari perhitungan rata - rata cycle time semua operator), batas kontrol atas, dan batas kontrol bawah.

Untuk standar deviasi cukup gunakan rumus Excel (= STDEV), kemudian tarik ke sampai bawah.

Untuk batas kontrol atas  (BKA), gunakan rumus = rata - rata cycle time semua operator + standar deviasi = 36 + 9 = 44

Untuk batas kontrol bawah (BKB), gunakan rumus = rata - rata cycle time semua operator - standar deviasi = 36 - 9 = 27

Sehingga akan muncul grafik line balancing seperti berikut ini :


Dari grafik di atas terlihat bahwa operator 2 cycle time - nya melebihi batas kontrol atas, sedangkan operator 3 cycle time - nya berada di bawah batas kontrol bawah, yang menandakan proses di operator 3 lebih cepat selesai. 

Operator 2 mengalami bottleneck, sedangkan operator 3 mengalami idle (menganggur) karena menunggu pekerjaan dari operator 2 yang belum selesai. Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk menyamaratakan waktu cycle time dari operator 2 dan operator 3, dengan membagi elemen kerja (jobdesc) secara rata dari kedua operator tersebut.

Berikut ini adalah daftar elemen kerja dan data cycle time dari operator 2 dan operator 3 :

Operator 2 total cycle time - nya = 50 detik, sedangkan operator 3 total cycle time - nya = 20 detik. Oleh karena itu kita harus lakukan balancing job pada kedua operator tersebut.


Dari data di atas bisa kita lihat bahwa total cycle time kedua operator tersebut sudah seimbang, elemen kerja taping harness sebelumnya dikerjakan oleh operator 2, setelah itu kita rubah untuk dikerjakan oleh operator 3. Sehingga total cycle time operator 2 = 36 detik, dan total cycle time operator 3 = 36 detik.

Setelah itu kita buat grafik line balancing yang kedua (setelah melakukan improvement), sehingga menjadi seperti berikut ini.


Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa semua operator cycle time - nya masih berada di dalam batas kendali. Hal ini menunjukkan bahwa improvement atau perbaikan kita telah berhasil sehingga lintasan produksi menjadi seimbang pekerjaannya, tidak ada bottleneck dan menunggu proses.

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga artikel ini bisa bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar