Biaya penyimpanan atau holding cost adalah biaya yang dikeluarkan akibat adanya persediaan barang, misalnya seperti biaya sewa gudang, biaya administrasi pergudangan, biaya gaji pelaksana gudang, biaya listrik, biaya modal yang tertanam dalam persediaan, biaya asuransi atau kerugian kerusakan, atau biaya kehilangan barang selama mengadakan persediaan barang.
Pada kenyataannya, biaya simpan merupakan biaya yang tidak bisa dihindari oleh suatu perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan pergudangan atau distributor. Namun, biaya simpan bisa ditekan seminimal mungkin dengan cara meminimalkan stok barang yang ada.
Persediaan barang yang terlalu banyak akan menghabiskan area tempat penyimpanan. Hal ini juga bisa menimbulkan tambahan biaya perawatan barang, biaya pengurus gudang, dan sebagainya. Lalu pertanyaannya, bagaimana cara meminimalkan biaya simpan tersebut?
Untuk meminimalkan munculnya biaya simpan, kita harus pintar - pintar dalam memprediksi permintaan barang antara yang prioritas dengan yang tidak prioritas. Kita bisa menggunakan beberapa metode, seperti misalnya metode forecasting atau peramalan sebelum memutuskan untuk menyetok barang. Melalui forecasting, kita bisa melihat data historis di masa lalu, kemudian kita mengambil keputusan bahwa jumlah persediaan barang yang akan kita stok jumlahnya tidak jauh - jauh dari data masa lalu tersebut.
Dalam manajemen persediaan barang, kita telah mengenal tentang konsep economic order quantity (EOQ). Dalam konsep tersebut, kita mengenal 2 jenis biaya, yaitu biaya pemesanan (Ordering Cost) dan biaya penyimpanan (holding cost).
Itulah sekilas pengertian mengenai biaya simpan, terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga artikel ini bisa bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar