Pada artikel kali ini saya akan mencoba membahas tentang apa itu risiko dan apa itu manajemen risiko.
Pengertian Risiko
Kata ‘’risiko’’ dapat diartikan sebagai akibat yang kurang menyenangkan (merugikan atau membahayakan) dari suatu tindakan.
Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai, mengendalikan, sebagai upaya dalam menghindari, meminimalisir, atau bahkan menghapus risiko yang mungkin akan terjadi.
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi, monitoring dan evaluasi risiko.
(baca juga : Total Quality Management)
Macam - Macam Risiko
Risiko dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu risiko spekulatif dan risiko murni.
1. Risiko spekulatif
Merupakan suatu keadaan yang dihadapi oleh perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Risiko spekulatif dikenal juga dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat akan menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama yaitu investasinya menguntungkan atau justru investasinya merugikan.
2. Risiko murni (pure risk)
Merupakan suatu risiko yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contohnya adalah kebakaran. Jika perusahaan menderita kebakaran, maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian dan tidak mungkin mengalami keuntungan
(baca juga : Total Productive Maintenance)
Tujuan Manajemen Risiko
Tujuan adanya risk management dalam suatu perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Melindungi Perusahaan
Manajemen risiko dapat memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan dari didirikannya perusahaan.
2. Sebagai peringatan untuk waspada dan berhati-Hati
Manajemen risiko dapat mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan bersama.
3. Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Manajemen risiko dapat membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map.
(baca juga : Pengertian dan tugas PPIC)
Jenis - Jenis Manajemen Risiko
Manajemen risiko terbagi dalam beberapa kategori, di antaranya adalah Risiko Operasional, Risiko Hazard, Risiko Finansial, Risiko Strategik.
1. Manajemen Risiko Operasional
Manajemen risiko operasional berkaitan dengan resiko yang timbul akibat kegagalan fungsi proses internal, misalnya karena human error, kesalahan sistem, dan sebagainya.
Dengan menganalisa manajemen risiko ini, perusahaan diharapkan mampu mengambil langkah preventif atau bahkan sanksi agar kapasitas produksi tetap terjaga jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
2. Manajemen Hazard
Manajemen hazard berkaitan dengan kondisi potensial yang mengakibatkan kebangkrutan atau kerusakan. Dalam hal ini terdapat tiga jenis hazard yang harus diketahui, antara lain legal hazard, physical hazard dan moral hazard.
Contoh dari hazard legal adalah pelanggaran peraturan bisnis yang bisa menyebabkan kebangkrutan, seperti pelanggaran SOP atau peraturan perusahaan yang berakibat fatal. Sementara physical hazard bisa berupa mesin yang sudah tua dan dapat menimbulkan resiko kerugian saat produksi (misal berdampak cacat produk atau mesin berhenti beroperasi karena rusak).
Moral hazard contohnya adalah sikap seorang karyawan dilingkungan kerja yang bisa menimbulkan kerugian. Misalnya karyawan tidak jujur dan sering korupsi uang. Atau karyawan yang tidak melayani konsumen dengan baik sehingga berakibat buruk pada perusahaan.
3. Manajemen Risiko Finansial
Manajemen resiko finansial adalah upaya untuk pengawasan resiko dan perlindungan hak milik, keuntungan, harta dan aset sebuah badan usaha. Seorang akuntan harus benar-benar mampu dalam mempertimbangkan berbagai macam resiko yang berhubungan dengan keuangan, seperti:
Risiko likuiditas
Diskpntinuitas pasar
Risiko kredit
Risiko regulasi
Risiko pajak
Risiko akuntansi
Jenis manajemen risiko finansial tidak lepas dari perubahan kurs mata uang yang erat kaitannya dengan inflasi, neraca perdagangan, kapasitas utang, suku bunga dan sebagainya.
(baca juga : lean manufacturing)
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga artikel ini bisa bermanfaat