Selasa, 03 September 2019

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

Total Quality Management atau manajemen kualitas tofal adalah sebuah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada setiap proses dalam organisasi.
TQM dalam definisi ISO merupakan sebuah pendekatan manajemen organisasi yang terpusat pada kualitas yang melibatkan partisipasi semua anggota demi kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan.
TQM memiliki filosofi dasar bahwa efek dari kepuasan konsumen adalah organisasi mengalami kesuksesan.
Total Quality Management (TQM) berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara sistematik yang disertai dengan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses Total Quality Management bermula dari pelanggan dan berakhir juga pada pelanggan.
Karakteristik Total Qality Management
Menurut Goetsch dan Davis, ada sepuluh karakteristik Total Qality Management, yaitu sebagai berikut (Tjiptono, 2003:15):
1. Fokus pada pelanggan.
Pelanggan eksternal (yaitu customer) menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal (antar departemen dalam satu perusahaan) berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, serta lingkungan yang berhubungan dengan produk.
2. Obsesi terhadap kualitas.
Organisasi perusahaan harus terobsesi untuk memenuhi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada semua level harus berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif.
3. Pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan untuk mendesain pekerjaan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan. Data - data sangat diperlukan dalam menyusun patok duga (benchmark),pemantauan kinerja, dan pelaksanaan perbaikan.
4. Komitmen jangka panjang.
Komitmen jangka panjang sangat diperlukan untuk mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan baik.
5. Kerjasama tim.
Pada organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali dimunculkan persaingan antar departemen dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan supplier.
(baca juga : Quality Assurance)
6. Perbaikan secara berkesinambungan.
Sistem yang ada perlu diperbaiki secara berkelanjutan atau terus-menerus guna meningkatkan kualitas. Kita bisa menggunakan filosofi kaizen, dan penerapannya bisa memanfaatkan metodologi seperti PDCA, DMAIC, dan 5S/5R. Sedangkan pengukuran performanya bisa kita gunakan six sigma, OEE, KPI, dan sebagainya.
7. Pendidikan dan pelatihan.
Saat ini masih terdapat perusahaan yang menganggap remeh pendidikan dan pelatihan pada karyawannya. Hal ini menyebabkan perusahaan yang bersangkutan sulit untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan lainnya.
Pada organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang dalam perusahaan harus meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.
8. Kebebasan yang terkendali.
Kebebasan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah harus disertakan. Unsur tersebut akan meningkatkan rasa memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang telah dibuat. Kebebasan keterlibatan tersebut adalah hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.
9. Kesatuan tujuan.
Perusahaan wajib memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, diharapkan setiap usaha bisa diarahkan pada tujuan utama. Kesatuan tujuan tidak berarti bahwa harus ada persetujuan/ kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan akan meningkatkan kemungkinan terjadinya keputusan yang baik, terencana, serta perbaikan yang lebih efektif. Hal ini disebabkan karena mencakup pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja.