Push system (sistem dorong) adalah suatu sistem produksi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara membuat stock barang untuk mengantisipasi permintaan barang yang sulit diprediksi. Pada dasarnya push sistem mempresentasikan sebuah konsep produksi tradisional, dimana banyak terdapat aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah atau istilahnya waste (pemborosan).
Untuk menghindari stock out (kehabisan stock), manajemen menentukan tingkat volume pembelian material dan level of inventory, tidak berpedoman pada turunnya Purchase order (PO) customer. Acuannya yaitu forecasting atau peramalan pada tingkat penjualan.
Job-job yang diproduksi pada push system dibebankan secara berturut – turut mulai dari stasiun produksi awal, kemudian diproses (ditekan atau di dorong ke depan) menuju stasiun kerja produksi berikutnya hingga pada stasiun produksi akhir. Sistem produksi tradisional dianggap sebagai suatu jenis push system.
Hal ini tentu berbeda dengan konsep pull system (sistem tarik), dimana pada konsep pull system, proses produksi dilakukan berdasarkan permintaan barang dari customer saja. Sehingga pull system terasa lebih efisien pengerjaannya dibandingkan dengan push system yang harus membuat stock produk. Kita tahu bahwa membuat stock produk tentunya memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang lebih.
(Baca juga : manfaat kanban untuk proses produksi)
Industri yang banyak menerapkan model push system yaitu industri yang bergerak di bidang consumer good, seperti industri makanan, minuman, farmasi, kebutuhan pribadi manusia, dan sebagainya. Sedangkan industri yang menerapkan model pull system contohnya yaitu industri otomotif perakitan mobil atau motor, garment atau pakaian, sepatu, dan sebagainya.
Itulah sekilas pengertian mengenai push system, terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga artikel ini bisa bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar