Quality Control (QC) dalam bahasa indonesia berarti pengendalian kualitas. Dalam pengertian yang lebih detail, quality control (QC) adalah departemen yang bertanggung jawab untuk mengendalikan kualitas produk dari awal kedatangan material, proses produksi hingga proses pengepakkan produk. Di dalam industri manufaktur, departemen quality control biasanya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu QC incoming, QC process, dan QC finishing. Masing – masing bagian dari departemen quality control memiliki tujuan yang sama, yaitu mencegah terjadinya defect produk (cacat produk). Namun yang membedakan adalah tempat pengecekannya.
Berikut ini adalah penjelasan tugas dari QC incoming, QC process dan QC finishing:
1. QC Incoming
QC incoming bertugas untuk melakukan pengecekan pada material atau bahan baku produksi di gudang raw material. QC incoming akan melakukan pengecekan untuk setiap kedatangan material di gudang raw material dan memastikan bahwa material yang dipesan oleh bagian purchasing tidak ada yang cacat. Proses pengecekannya dengan melakukan sampling.
2. QC Process
QC process bertugas untuk melakukan pengecekan pada proses assembly produk (perakitan produk) di area produksi. Pada QC process, pengecekan pada produk setengah jadi dilakukan dengan memperhatikan standarisasi pada proses produksi. Misalnya pada proses assembly terjadi kesalahan proses, maka QC procses tidak akan melanjutkan proses tersebut sebelum diperbaiki terlebih dahulu.
(baca : seputar teknik industri)
3. QC Finishing
QC finishing bertugas untuk melakukan pengecekan pada produk jadi yang siap untuk dikirim ke customer. QC finishing merupakan QC terakhir di proses manufaktur. QC finishing menjamin bahwa produk yang dibuat telah sesuai dengan standar, sehingga mencegah terjadinya komplain dari customer mengenai masalah kualitas.
(baca juga : teori probabilitas)
Dalam quality control, telah dikenal 7 alat kendali mutu yang digunakan untuk melakukan pengendalian dan perbaikan kualitas. 7 alat tersebut di sebut sebagai seven tools. Penggunaan seven tools tidak harus dilakukan secara berurutan, karena bisa disesuaikan sesuai dengan kebutuhan. Dalam menggunakan seven tools, kita perlu metodologi untuk mengarahkannya. Metodologi tersebut bisa dengan menggunakan siklus Plan Do Check Action (PDCA) ataupun dengan siklus Define Measure Analyze Improve Action (DMAIC).
Terima kasih telah mengunjungi blog saya, semoga bermanfaat.