Sabtu, 19 Desember 2020

Memahami Teknik Industri Secara Cepat Dan Mudah



Pada artikel ini, sesuai dengan judulnya saya akan membahas tentang teknik industri dengan bahasa yang mudah dan cepat dimengerti oleh semua kalangan. Jadi jika terdapat penjelasan yang sedikit berbeda seperti yang dipelajari di perkuliahan, harap maklum. Karena saya berusaha menjembatani antara pemahaman dari kaum mahasiswa (akademisi) dengan kaum pekerja yang bekerja di lingkungan industri.

Dalam bahasa yang sederhana, teknik industri adalah ilmu yang mempelajari tentang cara mengelola suatu pabrik. Bila kita berbicara pabrik, di dalamnya terdapat unsur manusia, mesin, material, metode, dan modal yang harus dikelola secara baik agar bisa menghasilkan produk dengan keuntungan yang maksimal.

Pada teknik industri, sebenarnya kita akan diajak belajar mengenai banyak hal seperti manajemen, fisika, kalkulus, teknik informatika, akuntansi, dan sebagainya. Namun, yang perlu kita garis bawahi yaitu materi ilmu apa yang ‘’paling’’ wajib dikuasai untuk diterapkan ke dunia kerja oleh para sarjana teknik industri tanpa bertele — tele. Sebenarnya, seorang sarjana teknik industri didesain untuk ahli di dalam 2 hal saja, yaitu mengerti konsep supply chain management dan lean manufacturing.

Inti sari dari ilmu teknik industri hanya ada 2 hal, yaitu ilmu supply chain management dan ilmu lean manufacturing. Berikut ini adalah pengertian mengenai supply chain management dan lean manufacturing.

1. Supply chain management (SCM)

Supply chain management dalam bahasa Indonesia disebut sebagai manajemen rantai pasok, yaitu ilmu yang mempelajari tentang proses aliran bisnis pada suatu pabrik yang dimulai dari memesan bahan baku sampai ke pengiriman barang jadi ke distributor dan pelanggan.

Kita bayangkan bahwa yang namanya pabrik, pasti terdapat suatu kegiatan yang bertujuan membuat produk untuk dijual agar bisa mendapatkan keuntungan. Proses membuat produk tersebut disebut sebagai proses produksi.

Bagaimana agar proses produksi bisa berjalan dengan lancar? Tentu saja kita perlu mencari bahan baku atau material untuk produksi. Kita membutuhkan peran supplier (pemasok untuk mensuplai bahan baku produksi), kita perlu peran tenaga produksi untuk membuat produk, dan perlu peran tenaga penjual dan pemasar untuk mendistribusikan produk kita.

Dari sistem manajemen rantai pasok di atas, apapun pabriknya atau industrinya, pasti mengalami proses tersebut. Oleh karena itu, terdapat suatu departemen yang tugasnya mengatur dan mengelola proses supply chain management agar terbebas dari segala permasalahan yang berkaitan dengan keterlambatan produksi dan pengiriman. Departemen tersebut adalah departemen PPIC (Production Planning & Inventory Controlling). Oleh karena itu, di dalam perkuliahan teknik industri, diajarkan materi kuliah yang bernama PPC (Production Planning & Controlling) yang merupakan materi pokok dalam teknik industri. 

PPIC atau PPC adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara membuat rencana produksi, seperti jadwal produksi dan pengadaan bahan baku untuk produksi. Dari pembelajaran PPIC, kita akan memahami proses supply chain, kita bisa mengerti mengenai istilah — istilah tentang production planning, material planning, safety stock, leadtime, bill of material, dan sebagainya yang bisa mendukung tentang kelancaran operasional rantai bisnis perusahaan. Kuasai PPIC, maka anda akan menguasai 60 % keilmuwan teknik industri.

2. Lean Manufacturing

Agar proses supply chain management menjadi efisien secara waktu, biaya dan tenaga, maka kita perlu menguasai ilmu yang namanya lean manufacturing. Apa yang disebut dengan lean manufacturing?

Lean manufacturing adalah sebuah konsep untuk menghilangkan segala macam pemborosan atau aktivitas yang tidak penting dan tidak perlu dalam suatu proses industri, sehingga tercipta efisiensi dalam prosesnya.

Pada penerapannya, lean manufacturing lebih banyak fokus di dalam suatu aktivitas industri (internal industri). Jika kita perhatikan, di suatu proses produksi di dalam pabrik, kita melihat ada aktivitas transportasi barang dari gudang bahan baku ke area produksi. Kemudian kita juga melihat bagaimana proses produksi yang sedang berlangsung. Dan yang terakhir kita melihat hasil produk tersebut disimpan ke gudang barang jadi.

Proses aktivitas proses produksi di suatu pabrik bisa digambarkan sebagai berikut :

Gudang bahan baku — proses produksi — gudang barang jadi (produk jadi)

Dari proses di atas, jika dianalisa pastinya banyak aktivitas yang tidak perlu atau yang disebut sebagai waste (pemborosan) proses. Di sinilah peran lean manufacturing bekerja, yaitu menghilangkan segala aktivitas yang tidak perlu agar produksi bisa berjalan secara lancar, cepat, dan tepat. Sehingga menghemat waktu, biaya, dan tenaga yang berdampak pada keuntungan yang maksimal.

Dalam lean manufacturing dikenal ada 7 waste (pemborosan) yang tidak perlu dan harus dihilangkan, yang dikenal dengan singkatan TIMWOOD (Transportasi, Inventory, Motion, Waiting, Over Production, Over Processing, Defect).

Untuk menghilangkan TIMWOOD, kita memerlukan beberapa pendekatan atau metode lean manufacturing. Misalnya seperti lean six sigma yang digunakan untuk menghilangkan defect, PDCA yang digunakan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan secara umum, 5S / 5R yang digunakan untuk menata area kerja agar mempermudah dalam pekerjaan, line balancing yang digunakan untuk meratakan beban kerja dalam lini produksi yang continuous flow, preventive maintenance yang digunakan untuk mencegah terjadinya downtime mesin secara tak terduga, dan sebagainya.

Dengan memahami konsep lean manufacturing, kita sudah menguasai 40 % dari ilmu teknik industri.

Itulah bagaimana cara belajar teknik industri secara cepat dan mudah. Point yang utama adalah kita harus belajar tentang inti sari dari teknik industri, yaitu supply chain management dan lean manufacturing. Supply chain management bertujuan untuk mengelola aliran proses bisnis perusahaan dari hulu ke hilir (pemesanan bahan baku, produksi, hingga pengiriman). Sedangkan lean manufacturing bertujuan untuk meringkas proses supply chain management tersebut (khususnya di lingkungan internal perusahaan) agar terjadi efisiensi proses, sehingga berdampak pada keuntungan yang maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar